Minggu, 27 November 2011

Minuman Berenergi Pengaruhi Kemampuan Multitasking Otak


Menurut wikipedia, minuman energi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kantuk.

Jika umumnya di luar negeri (Amerika Serikat), minuman energi digolongkan sebagai minuman ringan, di Indonesia, minuman energi digolongkan sebagai minuman kesehatan.

Saat badan dan mata mulai lelah, minuman berenergi bisa membuat mata dan konsentrasi tetap terjaga. Namun bagi yang harus melakukan banyak aktivitas dalam waktu bersamaan, minuman ini justru akan mengurangi kemampuan koordinasi.

Koordinasi otak yang baik sangat diperlukan dalam profesi tertentu yang mengandalkan kemampuan multitasking. Bagi seorang pilot misalnya, dalam waktu bersamaan matanya harus mengamati radar sementara telinganya mendengar panduan dari menara pengawas dan tangannya memegang kontrol kemudi.

Minuman berenergi bisa meningkatkan konsentrasi saat melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana, namun efeknya tidak berlaku untuk kemampuan koordinasi otak saat melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Justru ketika mengonsumsi minuman tersebut, kemampuan koordinasi akan menurun.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Ohio State University. Penelitian ini melibatkan 30 orang siswa sekolah penerbangan yang dibagi menjadi 2 kelompok dan masing-masing diberi perlakukan berbeda selama 2 hari berturut-turut.

Pada hari pertama, salah satu kelompok diberi minuman berenergi dan yang lain mendapat plasebo yang tidak ada efeknya. Perlakuan pada masing-masing kelompok diubah pada hari kedua, yang semula plasebo jadi minuman berenergi dan sebaliknya yang semula minuman berenergi jadi plasebo.

Ketika dibandingkan, keterampilan para calon pilot dalam mengemudikan pesawat secara umum lebih rendah ketika mengonsumsi minuman berenergi. Setelah membelokkan arah pesawat misalnya, calon pilot yang mengonsumsi minuman berenergi butuh waktu 10 detik lebih lama untuk kembali ke posisi yang benar.

"Kafein, taurin, gula dan berbagai pendongkrak stamina di dalam minuman berenergi mengurangi kemampuan tubuh dan otak untuk berkoordinasi," ungkap Conrad Woolsey, PhD yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip dari Menshealth, Senin (17/10/2011).

Minuman energi mengandung bermacam-macam zat perangsang, yang ketika dicampur bisa berbahaya bagi tubuh. Selain itu, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi minuman berenergi.

Dr Woolsey menyarankan, saat kemampuan koordinasi sangat diperlukan sebaiknya jangan terlalu mengandalkan minuman berenergi. Tidur yang cukup jauh lebih sehat untuk mengatasi rasa kantuk, tanpa mengurangi kemampuan otak untuk berkoordinasi dan menjaga konsentrasi.

2 komentar:

Entri Populer